sumber gambar : Google |
Hampir empat bulan sudah aku bekerja di Negri Petro dolar ini, selain karena sulitnya mencari kerja di negara ku sendiri, aku juga berharap jika suatu saat nanti aku bisa mengikuti jejak saudara-saudara ku yang terbilang sudah sukses berkarir di Negara Monarki Absolut ini.. Senin pagi itu aku mendapat telepon dari salah satu Agent perusahaan penyalur tenaga kerja, di mana aku diminta segara datang ke Jakarta untuk mengurusi kelengkapan dokumen-dokumen ku termasuk pembuatan Paspor..
Aku tidak tahu harus bahagia atau sedih mendengar kabar ini, bahagia karena aku akan mendapatkan pekerjaan yang akan memberi ku kesempatan untuk berkarir ataupun berkreativitas. Sedih karena aku harus meninggalkan orang-orang yang ku cintai, keluarga, sahabat, teman dan termasuk kehidupan ku di Indonesia. Tentu terutama "Aurel.. orang yang sangat special dalam kehidupan ku, dimana dia adalah orang yang senantiasa mensuport ku di saat-saat aku harus di hadapkan pada suatu keputusan yang sulit, termasuk saat aku harus menerima atau menolak tawaran pekerjaan ini. Bahkan dia tidak keberatan tetap harus melanjutkan hubungan jarak jauh jika seandainya aku harus menerima pekerjaan ini, walaupun dia tak kuasa untuk dapat menerima kenyataan semua itu. Memang semenjak kami jadian Dua tahun yang lalu nyaris kami tidak pernah melewatkan momen malam minggu bersama..
Kamis, siang itu untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di negara ini, kemudian setelah kurang lebih 30 menit aku menunggu antrian panjang pengurusan administrasi yang di lakukan oleh pihak Imigrasi di bandara tersebut, lantas aku pun berlalu menuju ruang pengambilan tas, dan butuh waktu lima menit lamanya aku baru bisa menemukan tas kesayangan ku itu, hadiah dari Aurel satu hari sebelum keberangkatan ku menuju negara ini. Sambil berlalu akupun meninggalkan ruangan itu menuju tempat penjemputan, ku dapati saudara-saudara ku yang telah menunggu dari tadi, mereka pun mengajak ku menuju tempat di mana mobil terparkir, yang tidak begitu jauh dari tempat saat mereka menunggu kedatangan ku..
Panas sengatan teriknya matahari saat itu menyambut kedatangan ku, yang memaksa ku untuk bergegas mengikuti langakah saudara-saudara ku masuk menuju dalam mobil. "Bang.. panas sekali di sini..??!! "tidak kayak di malang yang adem.!!! Celetuk ku membuka obrolan.! "ini belum seberapa panas Fiq..! "Entar satu bulan lagi kamu bakalan tahu gimana panasnya negara ini.!!! "sahut salah satu saudara ku yang sedang asik mendengarkan musik dari Ipod dengan Earphone yang menempel di telinganya.. "Aku pun lantas terdiam menimpali ucapan dari saudara ku itu..
"Hmmm...!!! Jadi, ini yang namanya negeri petro dolar itu, yang katanya mempunyai cadangan minyak terbesar di dunia.!! "Bisik ku dalam hati.!! "Maklumlah sejauh ini aku cuma mendengar dan membaca dari media tentang ke makmuran negara ini, yang sangat kontraproduktif dengan negara ku, yang katanya adalah negara yang kaya raya akan sumber daya alam dan keaneka ragaman hayatinya, belum lagi kesuburan tanahnya hingga tongkat dan batu bisa jadi tanaman.. "Namun apa kenyataanya..???!!!! "Banyak dari rakyatnya yang masih hidup di bawah garis kemiskinan [MELARAT]..!!! "Ahhh.!! "Kenapa juga aku harus memikirkan masalah birokrasi negara ku yang ribet itu.!! "Toh..!! "Aku bukan orang pemerintahan, teknokrat, ataupun Politisi.!!! "Sadar.. Sadar Fiq.!! "Kamu ini hanyalah seorang buruh migran [TKI] yang baru akan menapaki karir di negri ini.!!
Kuperhatikan jalan yang kulalui yang ada di sekelilingku, kulihat disana membentang tumpukan pasir yang menghampar luas diantara impitan gurun-gurun yang tampak gersang kerompang. Dan sesekali ku dapati para gembala yang asik duduk di antara punuk onta, tanpa memperdulikan panas yang menjilatinya.. "Tiba-tiba akupun terkejut lantaran Handphone ku yang saat itu masih menggunakan sim card Indonesia itu berdering, memecah suasana keheningan.. Ku raih Handphone itu dari dalam tas yang ada di sebelah ku.. "Telpon dari indo Fiq.??!! "Tanya saudara ku yang paling tua.. "Bukan panggilan telepon Bang.. cuma SMS doank.!! "Dari siapa.. Ibu ya.. atau Zia.?!! "Bukan Bang.!! "Belum sempat ku jawab siapa si pengirim SMS itu, lantas mereka pun bertanya lagi dan bahkan nyaris bersamaan keduanya.. "Dari siapa Dounk.??!! "Penasaran nieh.!! "Dari Aurel Bang.!! "Mereka pun hanya menganggukan kepala tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.. "Memang, dalam hal ini saudara-saudara ku lebih bijaksana dalam menyikapi hubungan ku dengan Aurel, tidak seperti halnya, Ayah ku atau pun Uminya Aurel, yang kurang menyukai hubungan kami tanpa alasan yang jelas.
Mas.!! pa kabar dan sudah sampai belum.??!! Dari semalam Aurel kepikirin nech.!! "Isi dari SMS yang Aurel kirimkan ke Handphone ku itu.. "Akupun berinisiatif ingin memberikan surprise kepada Aurel, dengan langsung menelponnya.."Bang handphonnya Donk.??!! "Sapa ku sambil sedikit memelas, ke pada salah satu saudara ku yang duduk di jo'k depan, "Niech..!! jawab salah satu saudara ku, sambil menyodorkan Handphone merek Nokia N95, seolah-olah dia sudah mengerti maksud dari tujuan ku meminjam Handphonenya.. "Tapi ingat jangan lama-lama.??!! celetuknya, sambil terseym. "OK Boss.!! sahut ku penuh kegirangan, sambil meraih Handphone itu..
Aku pun lantas bergegas berusaha menghubungi Aurel dengan Handphone yang baru saja ku pinjam dari saudara ku itu, tapi sayang sekali.. Aku tidak bisa tersambung dengan Aurel karena Handphonenya ada diluar jangkauan Area.. "Huuff...!! Dasar jaringan telpon di negara ku yang tidak pernah konsisten, giliran masalah menaikan tarif saja yang senantiasa di avalusi tiap waktu bahkan mungkin tiap detik.. Tapi sebaliknya mereka [oprator seluler] lebih mementingkan kuantitas dari pada kualitas pelayanan terhadap pelanggan.. Upat ku dalam hati penuh dengan kekesalan.. Lantas aku pun hanya mentransformasikan apa yang ada di benak ku ke dalam ketikan tulisan.. "Aurel, Alhamdulliah kabar ku baik-baik saja, kamu gimana kabarnya ? dan ini juga baru sampai, dan masih di mobil menuju Makkah. aku tadi berusaha call kamu tapi Hp kamu ada di luar jangkauan area transmisi.. "[tulisku dalam SMS waktu itu]..
Akhirnya sampai juga aku di rumah kontrakan keluarga kami yang ada di kota ini, setelah menempuh perjalanan hampir kurang lebih satu jam lamanya dari bandara. Aku pun lantas bergegas berusaha lagi menghubungi Aurel untuk kedua kalinya. kali ini aku beruntung bisa langsung terhubung dengan Aurel.. "Hi..Rel..!! "Dalem.. Gimana perjalanannya mas.??!! "lumayan capek.!! ini saja baru nyampek rumah Rel.!! "Ooo.. begitu ya mas.??!! ya udah.. istirahat saja dulu lain kali di sambung lagi Mas, "Ok dech Rel..!! "jaga diri baik-baik ya Mas.. Dan hati-hati saat kerja nanti.!! "kamu juga Rel.. jaga diri baik baik..! Harap ku kepada Aurel saat itu sembari mengakhiri obrolan kami. Senyum pun mengembang dari bibir ini, karena selama ini Aurel yang senantiasa mensuport ku untuk mewujudkan cita-cita ku. badan yang tadinya terasa capek karena menempuh perjalanan panjang 9 jam di dalam pesawat seakan-akan sirna seketika..
Hari-hari ku dengan suasana panasnya cuaca kota ini, ku lalui degan jalinan cinta yang terpisahkan oleh jarak dan waktu, cita dan cinta ini membawa ku ke dalam sebuah harapan yang sangat tinggi dari seorang anak Adam bersama seseorang yang di cintai. bahkan semua kesulitan dalam bekerja serasa tidak ada artinya, semangat darinya tak ayal menjadi sebuah pemacu dalam menyelesaikan setiap kesulitan dan masalah dalam kerjaan ku. Dan nyaris hampir setiap hari kami juga selalu berinteraksi, melalui media jejaringan sosial "Facebook" atau chatting dengan menggunakan YM, hanya sekedar untuk melepas rasa kangen yang mendalam di dalam kalbu ini. Dan aku pun selalu ingat kata-katanya "Mas, selalu semangat, ingat.!! setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan jangan sekali-kali lari dari suatu masalah ataupun tanggung jawab..!! jaga diri baik-baik Insaallah Aurel akan sabar nuggu Mas di sini... "Kamu jugaya.. jaga diri baik-baik dan hati-hati.. [jawabku pula saat itu].. "Untaian kata-kata indah nan manis yang keluar dari bibirnya itu selalu menyiratkan harapan penuh cinta..
Siang itu begitu panasnya di sela-sela tiupan angin yang menerbangkan sobekan-sobekan kertas yang berserakan, berlahan tapi pasti seolah-olah kertas itu tak berdaya dan pasrah akan hembusan angin yang mengiring mereka ke segala penjuru. layaknya ke tidak berdayaan ku menahan kerinduan terhadap Aurel.. Hampir empat bulan lamanya kami menjalin manisnya cinta jarak jauh antara Indonesia dan Negara petro dolar ini.
Aku pun teringat saat beberapa bulan sebelum keberangkatan ku ke sini. Seperti biasa kami melawati malam iminggu tu di sebuah kafe favorit kami yang juga tidak jauh dari tempat tinggal Aurel. Maklumlah makanan dan minuman dikafe itu lumayan miring jadi pas buat kantong ku yang masih banyak mengandalkan uang jajan dari Ortu.. "Maka setelah memesan makanan dan minuma n aku pun membuka obrolan dengan segala kecangungan di sela-sela alunan lagu dari "Ashlee Simpson "Undiscover.. Lantas akupun berusaha meraih kedua tangan Aurel sembari ku ucapakan " Aku sayang kamu.. Rel..! "Aurel juga Mas.. Sahut Aurel datar sembari mendesah.. "Aku pun tidak membalas ucapan Aurel langsung.. "Namun kuperhatikan Aurel yang tertunduk lesu, bak sebuah bunga yang layu di saat musim semi, aku pun berusaha untuk melepaskan tangan kanan ku dari genggaman jemari-jemari Aurel.. Lalu mendanga'kannya sambil menyentuh dagu yang tampak lancip itu. Sejenak kuperhatikan juga wajah yang selalu menjadi penghias halusinasi ku sebelum mengantar ku terlelap tidur. tampak di sana buliran-buliran air mata keluar mebasahi pipinya.. Ku beranikan diri untuk bertanya, dengan berpura-pura tidak tahu atas kegalauan yang Aurel alami saat itu.."kenapa kau menangis Rel..??!! "Mas.!! "Aurel sayang sama Mas.!! dan Aurel, tidak sanggup rasanya membiarkan Mas.. jauh dari Aurel.!!! "Aku pun tak kuasa melihat dia menangis di dalam kesedihan yang mendalam, cinta ini terlalu dahsyat.. hingga memaksa diri ini hanya bisa membisu dengan seribu bahasa...
Bersambung……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar